Hadits Tentang Larangan Merayakan Tahun Baru

Abiabiz.com – Hadits tentang larangan merayakan tahun baru. Dalam agama Islam kita hanya mengenal penanggalan dalam kalender hijriyah saja. Setiap tahun barunya, kita dianjurkan membaca doa awal dan akhir tahun baru hijriyah.

Tidak ada pesta pora, kembang api, atau perayaan berlebihan lainnya. Hanya ucapan syukur atas tahun yang telah terlewati serta doa kepada Allah SWT terhadap tahun baru semoga bisa membawa lebih banyak berkah bagi kita dan orang di sekitar.

Namun, perayaan tahun baru masehi lebih meriah. Ada kembang api, party, dan masih banyak lagi yang bahkan disiarkan di stasiun-stasiun televisi nasional. Pertanyaannya, bolehkan merayakan tahun baru maseshi bagi umat Islam?

Dalam hadits yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW, ada keterangan bahwa merayakan tahun baru masehi itu dilarang. Anda bisa menyimak hadits yang dimaksud pada penjelasan lebih lengkap di bawah berikut ini.

Daftar Hadits Tentang Larangan Merayakan Tahun Baru

Berikut langsung saja silahkan simak ulasan lengkap mengenai larangan merayakan tahun baru bagi umat Islam. Ditulis secara lengkap dan shahih dalam bacaan lafadz hadits bahasa Arab, latin, beserta artinya atau terjemahan Indonesia.

1. Larangan Tahun Baruan

Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” HR. Abu Daud no. 4031, dishahihkan oleh Al Albani

Selain itu dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ » . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ « وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW, Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi? Beliau menjawab, Selain mereka lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari No. 7319).

2. Hidayah

Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah dalam Tafsir Jalalain menerangkan ayat di atas, “Orang-orang yang mendapatkan hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan orang-orang Nasrani.” Lihat Tafsir Jalalain, hlm. 10.

Kesimpulan

Itu dia sesikid pembahasan mengenai hadits tentang larangan merayakan tahun baru, ceramah tentang menyikapi tahun baru masehi, hukum merayakan tahun baru adalah, alasan merayakan tahun baru, sholat pergantian tahun baru masehi, debat tentang perayaan tahun baru, tahun baru haruskah dirayakan, hukum menyambut tahun baru.

Baca:

Tinggalkan komentar