Abiabiz.com – Daftar hadits tentang keistimewaan wanita. Di dunia ini kita mengenal manusia dari dua jenis kelamin. Pertama adalah laki-laki dan perempuan. Dari keduanya, perempuan memiliki keistimewaan yang lebih dibanding laki-laki.
Baik wanita sebagai anak, ibu, istri, atau saudara, ada banyak keterangan dalam Alquran dan hadits yang mewajibkan laki-laki menjaga hati dan perasaan wanita sebaik mungkin. Barangsiapa membuat wanita menangis, itu akan menyebabkan ia memperoleh dosa besar.
Di kesempatan ini, kami ingin membagikan beberapa kumpulan daftar hadits shahih tentang keistimewaan wanita. Anda bisa menyimak selengkapnya pada pembahasan berikut dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia.
Kumpulan Hadits Tentang Keistimewaan Wanita
Tanpa banyak basa basi kembali langsung saja silahkan simak kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang keistimewaan wanita. Simak selengkapnya dalam ulasan bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia atau artinya berikut.
1. Wanita Sebagai Anak
إنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ : عُقُوقَ الأمَّهَاتِ ، وَمَنْعاً وهاتِ ، وَوَأْدَ البَنَاتِ
Sesungguhnya Allâh telah mengharamkan bagi kalian perbuatan durhaka kepada para ibu, menahan hak (yang harus ditunaikan) dan selalu meminta sesuatu (yang bukan haknya), serta perbuatan mengubur bayi perempuan hidup-hidup.
مَنْ كَانَتْ لَهُ أُنْثَى ، فَلَمْ يَئِدْهَا وَلَمْ يُهِنْهَا ، وَلَمْ يُؤثِرْ وَلَدَهُ عَلَيْهَا، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ
Barangsiapa memiliki anak perempuan dan dia tidak menguburnya hidup-hidup, tidak pula dia hinakan, dan tidak lebih mengutamakan anak laki-laki darinya, maka Allâh akan memasukkannya kedalam surga.
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, dan dia bersabar atas mereka, serta memberikan mereka pakaian sesuai kemampuannya, maka Allâh akan menjadikan mereka sebagai hijab (penghalang) baginya dari api neraka pada hari Kiamt.
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْم الْقِيَامَة أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ, وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa mengasuh dua anak perempuan sampai mereka mencapai usia baligh, maka dia akan datang pada hari kiamat bersamaku seperti dua ini” Beliau menyatukan dua anak jarinya.
مَنْ عَالَ ابْنَتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ بَنَاتٍ أَوْ أُخْتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ أَخَوَاتٍ، حَتَّى يَبْلُغْنَ، أَوْ يَمُوتَ عَنْهُنَّ، أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa mengasuh dua atau tiga anak perempuan, dua atau tiga saudara perempuannya sampai mereka mencapai usia baligh, atau dia meninggal dan mereka dalam asuhannya, maka dia dan aku seperti dua jari ini.”
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ يُؤْوِيْهِنَّ وَيَكْفِيْهِنَّ وَيَرْحَمُهُنَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ الْبَتَّةَ فَقَالَ رَجَلٌ مِنْ بَعْضِ الْقَوْمِ : وَثِنْتَيْنِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: وَثِنْتَيْنِ
“Barangsiapa mengasuh tiga anak perempuan, mencukupi kebutuhan mereka, dan mengasihi mereka maka telah dipastikan baginya surga.” Salah seorang Sahabat bertanya, “Bagaimana dengan dua anak perempuan, wahai Rasûlullâh? Beliau bersabda, “Dua anak perempuan juga seperti itu.”
أَتُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ؟ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
Apakah kalian pernah mencium anak-anak kalian? Dia menjawab, “Kami tidak menciumi mereka.” Rasûlullâh kemudian bersabda, ‘Saya tidak mampu menjadikan rasa kasih sayang di hatimu, jika Allâh Azza wa Jalla telah mencabutnya dari hatimu.
2. Wanita Sebagai Ibu
يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ أُمَّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ أُمَّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ ثُمَّ أَبَاكَ
Wahai Rasûlullâh! Siapakah yang harus saya perlakukan dengan baik? Rasul menjawab, “Ibumu.” Lelaki tersebut bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bapakmu.”
فَارْجِعْ إِلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمُا كَمَا أَبْكَيْتَهُمُا
Kembalilah kepada keduanya, buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلى اللهِ قَالَ: الصَّلاةُ عَلى وَقْتِها قَالَ: ثُمَّ أَيّ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوالِدَيْنِ قَالَ: ثُمَّ أَيّ قَالَ: الْجِهادُ في سَبيلِ اللهِ
Saya bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amalan apa yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya,’ Kemudian aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua,’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Jihad fî sabîlillâh’.
ألا أُنَبِّئُكُمْ بأكْبَرِ الكَبَائِرِ ؟ ثلاثاً قاَلُوْا : بَلَى ، يَا رَسُول الله ، قَالَ : الإشْرَاكُ بالله ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ ، وكان مُتَّكِئاً فَجَلَسَ ، فَقَالَ : ألاَ وَقَوْلُ الزُّورِ
Maukah kalian aku kabari dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar?’ Para sahabat berkata : “Tentu wahai Rasûlullâh! Rasûlullâh berkata, ‘Menyekutukan Allâh Azza wa Jalla , durhaka kepada orang tua,’ Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk tegak dari sandaran beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bersabda, ‘Perkataan dusta,’ Beliau terus mengulangi hal tersebut sampai kami berharap Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diam ( tidak mengulangi ).
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ
Allâh melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.
3. Wanita Sebagai Istri
اسْتَوْصُوا بالنِّساءِ خَيْراً ؛ فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلعٍ ، وَإنَّ أعْوَجَ مَا في الضِّلَعِ أعْلاهُ ، فَإنْ ذَهَبتَ تُقيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإنْ تَرَكْتَهُ ، لَمْ يَزَلْ أعْوجَ ، فَاسْتَوصُوا بالنِّساءِ
Terimalah wasiatku untuk berbuat baik kepada para wanita. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok). Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah tulang rusuk teratas. Apabila kamu meluruskannya kamu akan mematahkannya, namun pabila kamu diamkan dia akan semkin bengkok, maka berlaku baiklah padanya.
Imam Nawawi rahimahullah berkata,”Dalam hadist ini terdapat perintah untuk bersikap lembut dan berbuat baik kapada wanita, serta bersabar atas akhlaknya yang masih bengkok (salah) serta bersabar juga menghadapi lemahnya akal mereka. Hadist ini juga berisi makruhnya menjatuhkan talak atas mereka tanpa sebab, dan tidak berusaha meluruskannya, wallahu a’lam.
أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً ، وخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik baik orang diantara kalian adalah yang baik akhlaknya bagi keluarganya.
Diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shahîhnya dari Jâbir bin Abdullah Radhiyallahu anhu , bahwasanya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada haji Wada’, (yang artinya, “Bertakwalah kepada Allâh dalam urusan wanita-wanita kalian! Sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allâh. Kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimatullâh (akad nikah). Kalian (para suami) mempunyai hak atas mereka untuk tidak membiarkan seseorang yang kalian benci menjamah kasur kalian. Apabila mereka melalaikan hal tersebut maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti, dan bagi mereka (hak mereka ) makanan dan pakaian dengan ma’rûf.”
Diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shahîhnya, dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sorang Mukmin membenci seorang wanita Mukminah, apabila dia tidak suka darinya sebuah perangai dia akan ridha (suka) dengan perangainya yang lian.”
إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ
Sesungguhnya wanita merupakan saudari kandung bagi laki-laki.
4. Wanita Sebagai Saudari dan Bibi
إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثُمَّ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثُمَّ يُوصِيكُمْ بِآبَائِكُمْ ثُمَّ يُوصِيكُمْ بِالْأَقْرَبِ فَالْأَقْرَبِ
Sesungguhnya Allâh mewasiatkan kepada kalian ibu-ibu kalian, kemudian ibu-ibu kalian, kemudian Allâh mewasiatkan kepada kalian bapak-bapak kalian, kemudian keluarga yang paling dekat dengan kalian dan baru keluarga yang dekat.
Diriwayatkan dari imam Tirmidzi dan Abu Daud dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Tidaklah seseorang memiliki tiga anak wanita atau tiga saudara perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, kecuali dia akan masuk surga.”
6. Wanita Asing
السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ كَالْقَائِمِ الَّذِي لاَ يَفْتُرُ ، وَكَالصَّائِمِ الَّذِي لاَ يُفْطِرُ
Orang yang membantu janda dan orang miskin seperti seorang mujahid fisabilillah, atau seperti orang yang selalu shalat malam dan tidak pernah malas, atau seperti orang yang terus berpuasa tanpa henti.
Kesimpulan
Demikian ulasan singkat mengenai hadits tentang keistimewaan wanita, hadits menjaga kehormatan wanita, hadis kemuliaan wanita, hadits menghargai istri, hadis tentang menjaga kehormatan wanita, maksud wanita dalam islam, hadits tentang wanita rumaysho, hadis tentang darjat wanita, lelaki melindungi wanita.
Baca: